ABSTRAK
Implementasi kendali cerdas pada sistem tangki air menggunakan logic fuzzy
disajikan pada makalah ini. Sistem tangki air yang merupakan sistem yang
dikontrol adalah suatu model dari proses kontrol dengan sensor tunggal dan
aktuator tunggal. Kendali logik Fuzzy sebagai
kendali cerdas pada penelitian ini didisain dan diimplementasikan untuk
membuat ketinggian air mengikuti
perubahan ketinggian air acuan secepat mungkin dan mempertahankan ketinggian
air sedekat mungkin dengan ketinggian air acuan, dibawah variasi
lingkungan. Proses disain dari kontrol
logik fuzzy dilakukan menggunakan nilai
error (e) dan beda error (de) ketinggian
air diukur oleh sensor sedangkan keluaran kendali adalah input tegangan untuk
mensupply motor pompa (u). Secara matematik, operasi fuzzy set dan aturan fuzzy
diberlakukan pada input dan ouput ini untuk meminimalisasi harga error dan perubahan error. Dari hasil
eksperimen, kendali logik fuzzy
mempunyai 7 set fuzzy untuk input error, 3 fuzzy set untuk perubahan
error dan 21 aturan fuzzy untuk aksi kendali. Eror “steady state” yang
dihasilkan lebih kecil 37.5% dari pengendali konvensional PI/Proporsional dan
Integral (sebagai pengendali pembanding). Untuk respon dari variasi ketinggian
air, kendali logik fuzzy cukup cepat tetapi lebih lambat 55.5% dari pengendali PI.
I. PENDAHULUAN
Sektor industri memegang peranan yang sangat penting dalam
roda kehidupan. Industri- industri ini meliputi manufaktur, proses, fabrikasi
dan sebagainya. Di dalam Industri proses, secara umum ada empat macam
pengendalian variabel proses dasar yaitu: kecepatan aliran, ketinggian cairan,
tekanan dan temperatur. Seluruh variabel proses ini dapat ditemukan di hampir
semua industri proses. Untuk itu sangat
dibutuhkan metode kendali yang baik untuk dapat menunjang proses berjalannya
industri tersebut dan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses
produksi. Karena itu dalam makalah ini dipaparkan suatu eksperimen teknik
kendali yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam dunia industri.
Dalam makalah ini akan dipaparkan tentang eksperimen
pengendalian ketinggian air dengan metode kendali logika fuzzy. Logika fuzzy
merupakan salah satu bentuk soft computing yaitu sistem komputasi yang lebih
mendasarkan pada kemampuan melakukan pemetaan vektor (tidak linear), optimasi,
identifikasi dan kemampuan lainnya. Berbagai penerapan telah menunjukkan bahwa
pengendali berbasis logika fuzzy dapat mengatasi sifat ketidakpastian yang
selalu muncul pada sistem kendali. Ketidakpastian utama yang ditemukan dalam
sistem ini adalah ketidaklinearan elemen-elemen sistem kendali. Ketidaklinearan
ini berupa gesekan pada komponen-komponen sistem, dead zone dan saturasi yang
terdapat pada aktuator yang digunakan, mekanisme gerak sistem, proses
pemasangan alat dan lain-lain.
Dalam penerapannya pengendali logika fuzzy memanfaatkan pengalaman seorang pakar yang oleh perancang
pengendali diekstrak ke dalam bentuk aturan-aturan jika-maka (if-then). Oleh
karena itu, proses pengendalian akan
mengikuti pendekatan secara linguistik. Pendekatan secara linguistik berupa interpretasi manusia (operator atau
ahli) tentang tingkat keadaan suatu sistem, yang merupakan informasi penting
dalam menggambarkan perilaku sistem dan jauh lebih mudah untuk diperoleh.
Pengendali logika fuzzy tidak memiliki ketergantungan pada variabel-variabel
proses kendali sehingga pengendali ini banyak digunakan pada sistem yang memiliki
sifat tidak linear dan perilaku dinamik yang berubah terhadap waktu. Namun
dasar-dasar pengetahuan tentang sistem yang akan dikendalikan akan sangat
membantu dalam memperoleh prestasi pengendalian yang memadai.
Sistem tangki air yang digunakan dalam penelitian ini dibuat
untuk menguji kemampuan pengendali logika fuzzy sebagai kendali cerdas dalam
penelitian ini untuk membuat ketinggian air mengikuti tinggi air referensi
secepat mungkin dan menstabilkannya pada ketinggian tertentu di bawah variasi lingkungan.
Sebagai pembanding unjuk kerjanya, digunakan pengendali konvensional Proporsional
dan IntegraI (PI).
II.
PERANGKAT PENGUJIAN SISTEM
Model pengendalian tinggi air tangki terdiri dari sistem
tangki air, sensor strain gage, penguat sensor, rangkaian penggerak motor pompa
dan komputer PC yang berisi program akusisi data dan program kendali. Skema
perangkat pengujian ini bisa dilihat pada Gambar 1. Sistem tangki air terdiri
dari satu reservoar dan satu tangki air. Sistem atur dalam penelitian ini
adalah tangki air. Model tangki air berupa gelas ukur yang dilengkapi dengan sebuah katup dan
slang. Katup yang digunakan adalah katup bola (ball valve) yang berfungsi
sebagai pengatur keluarnya air dari tangki.
Sebagai pendeteksi ketinggian air pada pengujian ini
digunakan sensor strain gage jenis foil dengan sensitivitas 2.14 ± 1% dan
tahanan 120 ± 0.5% . Sensor
ini dipasang pada
sebuah balok kantilever dengan
material pelat aluminium dan diletakkan
pada bagian bawah tangki agar memudahkan sensor mendeteksi perubahan tinggi
air. Sinyal analog dari strain gage dikondisikan dengan menggunakan sebuah
rangkaian jembatan wheatstone dan dikuatkan dengan menggunakan strainmeter
amplifier jenis TML Strainmeter model
DC-92D. Pengolahan data dalam format
analog dan digital dilakukan oleh sebuah kartu akusisi. Kartu akusisi ini
memiliki 16 channel masukan ADC (Analog to Digital Converter) dan 1 channel
keluaran DAC (Digital to Analog Converter), masing- masing memiliki resolusi 12
bit. Kartu akusisi data ini dipasang pada slot ISA komputer PC pentium I 100
Mhz.
Untuk menaikkan air dari reservoar ke tangki, digunakan
sebuah aktuator berupa pompa. Pompa ini digerakkan oleh sebuah motor DC yang
dikendalikan oleh algoritma pengendali. Pompa motor DC ini memiliki masukan
tegangan listrik maksimum 12 volt. Tegangan listrik di atas 12 volt tidak boleh
diberikan ke motor karena dapat menyebabkan kerusakan (terbakar). Namun
tegangan yang diterima motor berada dalam batasan 8.5 volt yang disesuaikan
dengan tegangan maksimum yang mampu
diterima kartu akusisi. Debit yang berubah-ubah akan dikeluarkan oleh pompa
sesuai dengan variasi tegangan masukan ke motor pompa sebagai akibat dari aksi
kendali melalui komputer. Pompa dan motor (tidak dapat dipisahkan) dilengkapi
dengan sebuah rangkaian penggerak motor (driver motor). Rangkaian ini berfungsi
memperkuat arus keluaran DAC sebelum masuk
ke motor pompa.
Komputer PC berisi program akusisi data dan algoritma
pengendali. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Turbo Basic V.1. Tegangan
analog dari sensor akan dibaca oleh program kendali, kemudian dikonversikan ke
dalam format digital, selanjutnya dilakukan analisis fuzzy berdasarkan
tegangan yang terbaca dari sensor. Hasil
analisis adalah berupa perintah pada sistem aktuator untuk menurunkan dan
menaikkan tegangan listrik agar mencapai kenaikan air yang diinginkan dalam
tangki. Pengendalian sistem tangki air merupakan sistem pengendalian lup
tertutup [1]. Blok diagram pengendalian sistem tangki air dapat dilihat pada
Gambar 2.
III. PERANCANGAN
PENGENDALI LOGIKA FUZZY
Secara umum, proses perancangan pengendali logika fuzzy dinyatakan dalam bentuk skema seperti yang diperlihatkan pada Gambar
3.
Fuzzifikasi dapat didefinisikan sebagai pemetaan dari wawasan
(domain) masukan terukur (masukan pengendali) menjadi himpunan fuzzy pada
wawasan tertentu. Proses ini terdiri atas pengambilan harga masukan dan
perhitungan tingkat fuzzynya, sesuai dengan fungsi keanggotaan (membership function) yang
digunakan [2]. Pada proses ini dilakukan perubahan informasi dari himpunan
tegas manjadi himpunan fuzzy.
Besaran masukan harus berada dalam jangkauan semesta dari
kurva derajat keanggotaan yang akan menghasilkan nilai antara 0 dan 1. Dari
diagram blok pengendalian sistem yang terdapat pada Gambar 2, terlihat variabel
masukan bagi pengendali fuzzy adalah error (e) dan beda error (de) yang terbaca
oleh sensor beban, sedangkan variabel keluaran adalah tegangan ke pompa
tangki.
Masukan error (e)
Masukan error (e) didefinisikan sebagai selisih antara tinggi
air yang diinginkan dalam bentuk sinyal referensi dengan tinggi air aktual yang
terbaca oleh sensor dituliskan dalam persamaan 1 [3] :
e(n )= y(n) -x(n - 1)
dimana : x(n) adalah tinggi air referensi dan y(n-1) adalah
tinggi air aktual. Harga error positif menunjukkan tinggi air aktual di bawah
tinggi muka air referensi dan harga
error negatif menunjukkan tinggi air aktual di atas tinggi
air referensi. Variabel numerik error ini dipetakan dengan menggunakan gabungan
fungsi keangotaan trapesium dan segitiga [4], menjadi tujuh himpunan fuzzy
yaitu Negatif Sangat Besar (NSB), Negatif Besar (NB), Negatif Kecil (NK), Zero
(Z), Positif Kecil (PK), Positif Besar (PB), Positif Sangat Besar (PSB).
Himpunan masukan error diperlihatkan pada Gambar 4.
Masukan beda error merupakan
perubahan error terhadap waktu [3]:
Δe(n) = e(n) − e(n −
1)
dimana : e(n)
adalah error saat ke n dan e(n-1) error saat ke n-1.
Laju perubahan error menggambarkan kecenderungan gerakan muka
air. Jika beda error positif berarti error cenderung turun dan jika beda error
negatif maka error menaik. Himpunan- himpunan fuzzy untuk beda error terdiri
atas tiga tingkat, yaitu Negatif (N), Zero (Z), Positif (P) seperti pada Gambar
5.
Himpunan fuzzy untuk keluaran pengendali u mempunyai lima
buah himpunan yaitu Zero (Z), Positif Kecil (PK), Positif Menengah (PM),
Positif Besar (PB), Positif Besar (PSB). Seluruh himpunan fuzzy keluaran
pengendali bernilai positif disebabkan motor pompa DC yang digunakan hanya
mempunyai satu arah putaran, yaitu CW (searah jarum jam). Himpunan-himpunan
fuzzy untuk keluaran ini diperlihatkan pada Gambar 6.
Mesin Inferensi Fuzzy
Pada tahap ini, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
harga-harga masukan error dan beda error yang telah difuzzifikasi untuk diolah
berdasarkan logika-logika yang telah dibangun sehingga menghasilkan suatu
keputusan berupa perintah atau tindakan
pada aktuator agar melaksanakan pengendalian yang diinginkan. Penentuan
aturan-aturan ini dibangun melalui suatu penalaran sederhana yang diekstrak
dari pengetahuan perancang dalam usaha mencapai ketinggian air yang diinginkan.
Untuk memudahkan penyusunan aturan-aturan, maka digunakan
matriks keputusan seperti yang terlihat pada Tabel 1. Dengan menggunakan tabel
ini, keluaran pengendali dihasilkan berdasarkan aturan “jika-maka”. Tabel
konsekuensi adalah matriks dengan tujuh kolom (jumlah tingkat keanggotaan
error) dan tiga baris (jumlah tingkat keanggotaan beda error). Matriks keputusan diperlihatkan pada Tabel 1.
Aturan jika-maka diterapkan berdasarkan cara berikut, misalkan error adalah NB dan beda error
adalah P, maka untuk kasus ini aturannya menjadi : JIKA error adalah NEGATIF
BESAR dan beda error adalah POSITIF, MAKA u adalah ZERO. Berdasarkan harga error
dan beda error pada tabel 1 di atas telihat bahwa pada setiap saat diperoleh
satu atau lebih aturan jika-maka. Perhitungan tegangan pengendali u dilakukan
berdasarkan perpotongan (intersection) dan gabungan (union) dari
himpunan-himpunan fuzzy.
Pada penelitian ini defuzzifikasi dilakukan dengan
menggunakan metode titik pusat massa dari himpunan fuzzy. Metode ini merupakan
metode yang padat komputasi (computationally intensive), yang dapat
menghasilkan suatu nilai keluaran tertentu berdasarkan pada keanggotaan relatif
dari semua aturan yang berlaku.
Keluaran aksi kendali logika fuzzy dapat disimulasikan dengan
menggunakan Toolbox Logika Fuzzy [5] yang terdapat pada perangkat lunak Matlab.
Hasil simulasi ini diperlihatkan pada Gambar 7. Pada Gambar 7(a) dapat dilihat bahwa
keluaran pengendali merupakan fungsi dari harga error (e) dan beda error (de)
dan pemetaannya merupakan fungsi tidak linear.
Sebagai bahan perbandingan, pada Gambar 7(b) diperlihatkan
variasi keluaran pengendali terhadap perubahan harga error. Pada gambar ini,
harga beda error dipertahankan konstan sebesar 0.1 volt.
IV. PENGUJIAN PRESTASI
PENGENDALI
Pengujian dilakukan terhadap kedua pengendali dengan kondisi
satu harga referensi dan variasi harga referensi dalam kondisi katup bukaan
setengah. Sebagai sinyal referensi ketinggian air digunakan fungsi step dengan
rentang tegangan dari 1 volt sampai 3.5 volt.
Pengendali Logika Fuzzy
Respon dan aksi kendali sistem dengan kondisi tinggi air pada
tegangan referensi 3 volt, setara dengan 800 ml diperlihatkan pada Gambar 8.
Pada Gambar 8(a) terlihat bahwa pada saat kondisi awal, harga error bernilai
positif sangat besar. Hal ini terjadi karena pada kondisi awal, tinggi air
aktual jauh dibawah tinggi referensi. Beberapa saat kemudian sistem kendali
dapat berjalan dengan baik, yang ditandai oleh respon kendali yang bergerak menuju tinggi referensi. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tinggi
referensi oleh pengendali logika fuzzy tercapai pada detik ke 225, dengan mengalami overshoot terlebih dahulu
sebesar 0.25 volt. Setelah mencapai
tinggi referensi, tinggi air dalam tangki tidak banyak berubah karena debit
yang dikeluarkan pompa konstan, seperti yang ditunjukkan oleh grafik aksi
kendali pada Gambar 8(a). Grafik respon yang cenderung lurus mendekati tegangan
referensi selama proses pengendalian menunjukkan bahwa pengendali logika fuzzy
dapat mempertahankan tinggi air pada tinggi referensi. Hal ini berarti bahwa
matriks keputusan pada Tabel 1 telah mampu menghasilkan prestasi kendali yang
memadai.
Untuk melihat lebih
jauh prestasi pengendali logika fuzzy, maka dilakukan variasi harga tinggi air
referensi secara dinamis dari 1 volt menjadi 2 volt. Gambar 9 menunjukkan
respon dan aksi kendali sistem terhadap variasi tinggi referensi. Pada Gambar
9(a) ditunjukkan tinggi referensi berubah dari 1 volt kemudian dinaikkan
menjadi 2 volt. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa dibutuhkan waktu ± 200
detik untuk mencapai
perubahan tinggi referensi
dengan kesalahan tunak sekitar 0.05 volt. Aksi kendali yang
ditunjukkan oleh Gambar 9(b) terlihat
lebih halus ditandai dengan tidak adanya variasi tegangan yang
dikirimkan ke pompa.
Pengendali Proporsional dan Integral (PI)
Pada pengujian ini konstanta Kp dan Ki pada pengendali PI
diperoleh melalui metode coba- coba.
Harga konstanta proporsional (Kp)
optimal yang diperoleh
sama dengan 41 dan konstanta integral (Ki) sebesar 0. 5 ⋅ 10 −3 .
Pada tinggi referensi
sebesar 3 volt yang ditunjukkan pada Gambar 10(a), pengendali PI mempunyai waktu respon yang
cepat lebih kurang 100 detik kemudian berosilasi disekitar tinggi referensi.
Kondisi kesalahan tunak yang terjadi yaitu sebesar 0.08 volt.
Variasi tinggi referensi seperti yang ditunjukkan pada Gambar
11(a) dengan cukup cepat direspon oleh pengendali PI dengan waktu yang
dibutuhkan ± 100 detik. Kesalahan tunak
yang terjadi sebesar 0.01 volt. Osilasi yang terlihat pada respon kendali menyebabkan aksi kendali
berfluktuatif selama proses pengendalian seperti yang ditunjukkan oleh 11(b).
Kemampuan pengendali logika fuzzy dalam meredam osilasi yang
terjadi lebih bagus dibandingkan pengendali PI. Hal ini ditandai dengan lebar
pita (bandwidth) respon kendali dan kesalahan tunak yang terjadi kecil. Aksi
kendali keluaran pengendali logika fuzzy lebih halus (smooth) dibanding
pengendali PI. Sinyal aksi kendali pengendali logika fuzzy yang lebih halus
tentunya akan lebih ‘menyehatkan’ pompa dibandingkan aksi kendali pengendali PI. Kondisi
menyehatkan disini bisa diartikan sebagai kondisi dimana pompa beroperasi pada
kondisi yang baik. Respon kendali yang ditunjukkan oleh kedua pengendali
dipengaruhi oleh derau yang dibawa oleh
sinyal hasil pengukuran sensor.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh, maka dapat
ditarik kesimpulan yaitu pengendali logika fuzzy merupakan pengendali yang
relatif mudah dalam perancangannya, karena tidak dibutuhkan model matematik
eksak dari sistem. Dengan pendekatan berbasis aturan-aturan dan logika
sederhana, pengendali dirancang dan dibangun. Penalaan logika fuzzy dilakukan
secara trial and error untuk mendapatkan respon yang diinginkan.
Pengendali logika fuzzy mampu mengendalikan tinggi air dalam
tangki dan merespon perubahan variasi tinggi air yang berubah secara
dinamik. Pengendali ini mampu mengurangi
derau yang terbawa oleh sinyal hasil pengukuran sensor, mengakibatkan aksi
kendali yang dihasilkan tidak bervariasi seperti pengendali PI. Hasilnya,
aktuator bekerja pada kondisi yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Raven, F., “Automatic Control Engineering”.
Singapore, McGraw-Hill International Inc., 1995
2. Jang, J.-S. R, Sun, C.-T., Mizutani, E.,
“Neuro-Fuzzy and Soft Computing”. New Jersey, Prentice-Hall International Inc.,
1997
3. Son, Lovely, “Pengendalian Mekanisme Gerakan
Lurus Presisi dengan Menggunakan Teknik Kendali Kompensasi Gesekan dan Logika
Fuzzy”. Tesis Magister, Jurusan Teknik Mesin, ITB, 2001.
4. Lin, Lih-Chang & Chen,Chiang-Chuan.,
“Rigid Model-based Fuzzy Control of Flexible- Joint Manipulators”. Journal of
Intelligent and Robotic Systems, 1995.
5. Jang, J.-S. R
& Gulley, Ned., “MATLAB Fuzzy
Logic Toolbox User’s Guide”., The Mathwork Inc., 1997.
0 komentar:
Posting Komentar